Informasi Umrah

Semua informasi suputar ibadah umrah dan haji

Asal Usul Gelar Haji, Benarkah Sengaja Diberikan Belanda?

Indonesia sepertinya menjadi satu-satunya negara yang menyematkan gelar haji dan tidak banyak yang tahu asal usul gelar haji ini sebenarnya. Di negara lain jarang sekali seseorang dipanggil dengan gelar Haji atau Hajah seperti yang terjadi di Indonesia.
 
Hal ini seolah menjadi pembeda antara orang yang belum melaksanakan ibadah haji atau umroh dan belum. Meski sudah menjadi kebiasaan turun temurun, tidak jarang dijadikan sebagai ajang pamer satu sama lain terutama di lingkungan perkampungan.
 
Sebab memang tidak semua orang mampu atau terpilih untuk mengunjungi tanah suci. Sehingga diambil dari sisi baiknya, julukan ini menjadi kebanggan bagi diri pribadi dan tidak perlu di gembar-gemborkan.
 
Berbicara tentang gelar, tidak semua tahu asal usul gelar haji sebenarnya dan hanya ikut-ikutan menyematkan panggilan tersebut pada seseorang.
 
Ketahui Asal Usul Gelar Haji
 
Di negara lain juga ada, hanya saja di Indonesialah yang memiliki latar belakang atau sejarah terkait dengan asal usul tersebut. Bermula di zaman Pan-Islamisme memberikan pemahaman bahwa umat islam di berbagai belahan dunia harus bersatu. 
 
Agar bisa lepas dari penjajahan bangsa barat dan pemahaman ini semakin meluas di Tanah suci dimana umat muslim menggelar ibadah ke Mekkah. Adanya Pan-Islamisme ini membuat kolonial Belanda menjadi takut.
 
Ini menjadi paham pemberontak kolonialisme selain dari golongan komunis, jadi dianggap membahayakan dan digolongkan sebagai kelompok kiri.
 
Terjadi karena saat itu kegiatan ibadah tersebut tidak dilakukan hanya beberapa hari saja, melainkan berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun. Karena sambil mengaji, bekerja, juga melakukan interaksi dengan negara lainnya untuk bertukar pikiran satu sama lain.
 
Inilah yang menjadi awal atau asal usul gelar haji diberikan oleh pihak Belanda, sebagai penanda bagi umat muslim yang sudah berhaji.
 
Dan ini bukanlah sebuah gelar penghormatan, melainkan langkah untuk berjaga-jaga jika golongan tersebut mempengaruhi masyarakat atau melakukan pemberontakan pada pihak Belanda.
 
Asal usul gelar haji yang diberikan pihak Belanda ini semakin diperkuat dengan pendapat lainnya.
 

Abad ke-20 Menjadi Awal Asal Usul Gelar Haji

 
Disampaikan oleh Asep Kambali, merupakan seorang sejarawan juga pendiri dari Komunitas Historia Indonesia melalui akun Tiktoknya di tahun 2022 lalu, sebutan ini diberikan agar bisa mengendalikan paham Pan-Islamisme.
 
Di abad 20, ibadah tersebut semakin merebak dan banyak umat muslim yang melaksanakannya sehingga nantinya lebih mudah untuk diawasi. Pada saat itu, semangat kemerdekaan terus disuarakan oleh tokoh-tokoh islam.
 
Terutama mereka yang baru saja pulang melaksanakan ibadah ini, semakin kuat mereka memberikan pemahaman untuk merdeka dari bangsa Belanda pada penduduk Indonesia. Sehingga dapat disimpulkan asal usul gelar haji ini merupakan julukan bagi pemberontak.
 
Yang diberikan oleh pemerintah Belanda pada masyarakat Nusantara di zaman tersebut. Ada banyak tokoh dengan sematan julukan tersebut, berhasil menyuarkan dengan baik seperti;
 
1. KH Ahmad Dahlan, merupakan pendiri dari Muhammadiyah
 
2. KH Hasyim Asy'ari, beliau adalah pendiri Nahdatul Ulama 
 
3. KH Samanhudi, merupakan pendiri dari Sarekat Dagang Islam
 
4. HOS Cokroaminoto,merupakan pendiri dari Sarekat Islam
 
Dengan berdirinya organisasi islam tersebut, membuat pihak Belanda menjadi khawatir akan perlawanan yang akan dilakukan oleh umat muslim. Terutama mereka yang selesai melakukan ibadah dari Tanah Suci pada saat itu.
 
Tidak hanya memberikan gelar tersebut, usaha kolonial Belanda dalam mencegah semakin banyak orang pergi ke tanah suci dengan cara membatasi keberangkatan. Yakni dengan melakukan kenaikan biaya ke Mekkah.
 
Tapi ternyata cara tersebut tidak mempengaruhi umat muslim sama sekali, justru semakin banyak umat muslim mengajukan paspor dan terjadi lonjakan signifikan. Sehingga menimbulkan kebingungan bagi pemerintah VOC saat itu.
 
Apalagi pernah terjadi pemberontakan fenomenal dilakukan oleh Pangeran Diponegoro dan didalamnya banyak pemuka agama. Perang yang dikenal dengan Perang Jawa ini berlangsung kurang lebih lima tahun dan membuat Belanda bangkrut.
 
Atas dasar hal tersebut juga, asal usul gelar haji ini disematkan oleh pemerintahan agar lebih mudah untuk mengawasinya.
 
Tidak sampai di situ, agar bisa mendapatkan panggilan haji mereka yang baru pulang dari tanah suci harus mengikuti ‘ujian haji’ terlebih dahulu. Jika dianggap sudah lulus, maka berhak untuk menyandang julukan haji juga diharuskan memakai pakaian khusus.
 
Pakaiannya berupa jubah, sorban putih, juga menggunakan kopiah putih. Dengan ujian tersebutlah julukan tersebut bisa didapatkan. Setelahnya pemerintah Belanda lebih mudah untuk mengawasi mereka secara bersamaan tidak perlu diperhatikan satu per satu.
 
Mengetahui asal usul gelar haji harus mengubah persepsi setiap orang dan jadikan ibadah tersebut sebagai ibadah yang disembunyikan bukan menunjukan kesombongan.