Informasi Umrah

Semua informasi suputar ibadah umrah dan haji

Menelisik Sejarah Perjalanan Haji di Indonesia

Sejarah Perjalanan Haji di Indonesia sudah dimulai sejak abad ke-16. Saat itu banyak ulama Nusantara melakukan perjalanan ke Asia Barat. 

Namun, tidak ada catatan resmi tentang siapa saja masyarakat Nusantara yang pertama melakukan ibadah haji. Pada 1562 sebuah armada dari Aceh mulai melakukan pelayaran 
ke Jeddah, Arab Saudi untuk berdagang.

Tidak hanya itu, mereka datang untuk melaksanakan ibadah haji. Ketika orang-orang Belanda mulai datang untuk melakukan kolonisasi, jemaah haji Tanah Air yang ingin berangkat ke Saudi mulai dikurangi. Hal itu dilakukan karena besarnya keterlibatan jemaah haji dalam melakukan perlawanan di abad ke-19. 

Cikal bakal sejarah perjalanan haji adalah dibentuknya Direktorat Urusan Haji Pada tahun 1912. KH. Ahmad Dahlan dari Muhammadiyah mendirikan Lembaga Bagian Penolong Haji. Pendirian tersebut menjadi cikal bakal dibentuknya Direktorat Urusan Haji. 

Tetapi aktivitas tersebut masih dibatasi, karena saat kembali ke Nusantara, para jemaah haji tersebut dipantau aktivitasnya oleh pemerintah Hindia Belanda. Tujuannya sangat jelas, agar tidak memicu adanya gerakan perlawanan.

 

Sejarah Perjalanan Haji Pertama di Indonesia

Bagian Penolong Haji milik Muhammadiyah diketuai oleh KH. M. Sudjak. Masih di era kolonial, Dewan Perwakilan Hindia Belanda atau Volksraad mengeluarkan Pilgrim Ordonisasi 1922 yang mengizinkan pribumi untuk mengusahakan pengangkutan para calon jemaah haji. 

Baru kemudian di tahun 1930, pembangunan pelayaran khusus bagi jemaah haji Nusantara diusulkan dalam Kongres Muhammadiyah ke-17 yang diselenggarakan di Minangkabau. 

Sekitar tiga tahun setelah kemerdekaan, Indonesia mencatatkan sejarah perjalanan haji mengirimkan misi haji ke Makkah dan mendapat sambutan hangat dari pihak kerajaan Arab Saudi. 

Perjalanan haji pertama Indonesia dipimpin oleh KH. R. Mohamad Adnan atau Den Kaji Adnan. Saleh Su’ady sebagai sekretaris rombongan, H. Syamsir Sutan Rajo Ameh menjadi bendahara rombongan, dan Ismail Banda anggota rombongan. 

Den Kaji Adnan berasal dari Solo. Beliau adalah anak dari penghulu Keraton Surakarta yang juga penasihat raja di bidang keagamaan bernama Tumenggung Tafsir Anom V. 
Keberangkatannya ke Makkah pada 1948 bukanlah kali pertama. Sebelumnya Den Kaji Adnan sudah menginjakkan kaki di Makkah pada 1908 ketika diperintah ayahnya untuk 
menuntut ilmu. Dia pun kembali mengunjungi Mekkah di tahun 1927. 

Misi Adnan dan timnya untuk melakukan ibadah haji dimulai pada 26 September 1948 dengan dibekali uang sebesar Rp3.500 per orang. Hal tersebut menjadi salah satu sejarah perjalanan haji di Indonesia. 

Sebelum berangkat, Adnan sempat bertemu dengan Presiden dan Wakil Presiden Indonesia pertama, Soekarno dan Hatta. Rute perjalanan yang ditempuh oleh rombongan haji ini adalah berangkat dari pelabuhan udara Maguwo Yogyakarta menuju ke Bangkok, Thailand. 

Selanjutnya, rombongan melanjutkan perjalanan ke India dan Pakistan, kemudian turun di Kairo dan melanjutkan perjalanan ke Mekkah.

Sejarah Munculnya Tour & Travel di Indonesia dalam Ibadah Haji dan Umroh

Sejarah perjalanan haji berikutnya dilakukan dengan melibatkan secara bersamaan antara Departemen Agama, Yayasan Perjalanan Ibadah Haji (YPIH) dan badan-badan lain yang terkait. Alasan dilibatkannya lembaga tersebut, karena saat itu Indonesia dianggap baru merdeka dan karenanya diperlukan seluruh potensi yang ada sesusai fungsi dan kedudukan masing-masing.

Pada awal-awal penyelenggaraan kembali, negara belum dapat mendapat keuntungan karena saat itu masih dalam tahap peralihan dan negara sama sekali belum memiliki pengalaman. Sehingga muncul usaha-usaha perorangan dan panitia-panitia penyokong haji yang banyak melibatkan pihak swasta dan jasa haji. 

Penyelenggaraan haji oleh swasta saat itu, pada pelaksanaannya ternyata tidak ada memiliki tanggungjawab dan justru cenderung mencari keuntungan sebanyak mungkin. Setelah melewati rangkaian waktu percobaan yang cukup panjang, akhirnya mulai tahun 1969 pemerintah secara penuh menangani pemberangkatan jamaah haji. 

Dengan Keputusan Presiden Nomor 22 Tahun 1969, Pemerintah Indonesia mengeluarkan kebijaksanaan mengambil alih seluruh proses penyelenggaraan Ibadah haji oleh 
Pemerintah. Mulai saat itu Indonesia rutin mengirimkan jemaah haji ke tanah suci dengan koordinasi Pemerintah seperti sekarang. Itulah sejarah perjalanan haji di Indonesia.

Banyaknya pilihan biro perjalanan Haji dan Umroh di Indonesia. Menjadikan jamaah harus selektif memilih biro perjalanan yang amanah dan resmi. Agar tidak terjadi tindakan tidakan yang dapat merugikan jamaah hingga mengganggu kenyamanan beribadah di tanah suci.

Mabruk Tour adalah sebuah perusahaan travel yang mampu menjawab semua kebutuhan perjalanan ibadah Anda ke tanah suci. Sejarah perjalanan Haji di Indonesia memang tidak mudah, tetapi dengan menggunakan jasa Mabruk Tour, keamanan dan kenyamanan Anda dalam beribadah menjadi prioritas kami.