Informasi Umrah

Semua informasi suputar ibadah umrah dan haji

Peraturan Membawa Makanan dari Indonesia untuk Umroh yang Harus Diketahui

 

Perjalanan umroh merupakan momen yang sangat dinantikan oleh setiap Muslim. Selain mempersiapkan keimanan dan kesehatan, persiapan logistik juga menjadi bagian penting yang tidak boleh diabaikan. Salah satu hal yang kerap menjadi perhatian jamaah adalah membawa makanan dari Indonesia untuk bekal selama berada di Tanah Suci.

Banyak jamaah yang ingin membawa makanan khas tanah air agar tetap bisa menikmati cita rasa yang familiar selama menjalankan ibadah. Selain itu, membawa makanan sendiri juga sering kali dianggap sebagai cara untuk menghemat pengeluaran selama berada di Makkah dan Madinah. Namun, sebelum membawa makanan, ada baiknya sahabat memahami peraturan yang berlaku agar tidak mengalami kendala di bandara atau saat memasuki wilayah Arab Saudi.

Mengapa Banyak Jamaah Membawa Makanan Sendiri?

Tidak sedikit jamaah yang merasa khawatir akan sulit menemukan makanan yang sesuai dengan selera mereka selama berada di Tanah Suci. Meskipun di Makkah dan Madinah banyak tersedia restoran dan warung makan yang menjual makanan khas Indonesia, beberapa jamaah tetap memilih untuk membawa makanan sendiri karena alasan tertentu.

Salah satu alasan utama adalah faktor kepraktisan dan efisiensi biaya. Harga makanan di Tanah Suci cenderung lebih tinggi dibandingkan di Indonesia, terutama di area sekitar Masjidil Haram dan Masjid Nabawi. Dengan membawa makanan sendiri, sahabat bisa menghemat pengeluaran dan tetap memiliki pilihan makanan yang lebih sesuai dengan kebiasaan sehari-hari.

Selain itu, beberapa jamaah memiliki kebutuhan makanan khusus, seperti makanan rendah gula bagi penderita diabetes atau makanan yang sesuai dengan diet tertentu. Membawa makanan sendiri dapat membantu memastikan sahabat tetap mendapatkan asupan gizi yang sesuai selama perjalanan ibadah.

Jenis Makanan yang Boleh Dibawa untuk Umroh

Meskipun membawa makanan dari Indonesia diperbolehkan, ada beberapa aturan yang harus diperhatikan. Arab Saudi memiliki kebijakan ketat terkait barang bawaan yang masuk ke negaranya, termasuk makanan. Beberapa jenis makanan diperbolehkan masuk, sementara yang lain dilarang untuk dibawa.

Jenis makanan yang umumnya diperbolehkan adalah makanan kering dan tahan lama, seperti mie instan, abon, rendang kering, dan camilan seperti keripik atau biskuit. Produk-produk ini cenderung tidak mudah basi dan tidak menimbulkan bau yang mengganggu.

Makanan dalam kemasan pabrik juga lebih mudah lolos pemeriksaan bea cukai dibandingkan makanan buatan sendiri. Jika sahabat ingin membawa makanan olahan rumahan, sebaiknya dikemas dengan baik dalam wadah kedap udara dan tidak mengandung bahan yang mudah rusak atau basi.

Jenis Makanan yang Dilarang Dibawa ke Arab Saudi

Salah satu hal yang perlu diingat adalah tidak semua jenis makanan bisa dibawa ke Tanah Suci. Arab Saudi memiliki aturan ketat terkait produk makanan yang berpotensi menimbulkan masalah kesehatan atau yang tidak memenuhi standar kebersihan yang telah ditetapkan.

Makanan yang mengandung daging segar, susu segar, atau produk olahan susu dalam bentuk cair biasanya tidak diperbolehkan. Hal ini karena produk-produk tersebut mudah rusak dan berisiko membawa bakteri yang dapat mengganggu kesehatan.

Buah dan sayuran segar juga sering kali tidak diizinkan untuk dibawa masuk, terutama jika tidak dikemas dalam kemasan khusus yang memenuhi standar internasional. Produk makanan yang mengandung bahan beralkohol atau yang berasal dari hewan yang tidak disembelih sesuai syariat Islam juga termasuk dalam kategori yang dilarang.

Aturan Bea Cukai dan Pemeriksaan di Bandara

Saat tiba di Arab Saudi, setiap barang bawaan jamaah akan diperiksa oleh petugas bea cukai. Pemeriksaan ini bertujuan untuk memastikan tidak ada barang terlarang yang masuk ke negara tersebut, termasuk makanan yang tidak sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Sahabat harus siap jika diminta untuk membuka koper guna pemeriksaan lebih lanjut. Jika ditemukan makanan yang dilarang, petugas biasanya akan meminta sahabat untuk membuangnya sebelum keluar dari bandara. Oleh karena itu, sangat penting untuk memastikan makanan yang dibawa sudah sesuai dengan ketentuan yang berlaku agar tidak mengalami kendala saat pemeriksaan.

Untuk menghindari masalah di bandara, sahabat bisa membawa makanan dalam jumlah wajar. Membawa makanan dalam jumlah besar dapat menimbulkan kecurigaan dan berpotensi menyebabkan keterlambatan saat pemeriksaan. Jika membawa makanan dalam kemasan pabrik, sebaiknya tetap dalam kondisi tersegel agar lebih mudah lolos pemeriksaan.

Tips Membawa Makanan agar Aman dan Praktis

Agar perjalanan umroh tetap nyaman tanpa harus khawatir soal makanan, ada beberapa tips yang bisa sahabat terapkan dalam membawa bekal dari Indonesia.

Salah satu hal yang perlu diperhatikan adalah memilih makanan yang memiliki masa simpan lama dan tidak memerlukan penyimpanan khusus seperti kulkas. Produk makanan kering seperti abon, serundeng, atau mie instan lebih aman untuk dibawa dibandingkan makanan basah yang mudah basi.

Kemasan juga menjadi faktor penting. Gunakan wadah yang kedap udara dan tahan bocor untuk menghindari makanan rusak atau berantakan di dalam koper. Jika membawa makanan dalam jumlah kecil, sahabat bisa memanfaatkan plastik ziplock agar lebih ringkas dan mudah disimpan.

Selain itu, jangan lupa untuk membawa alat makan sederhana seperti sendok, garpu, atau pisau lipat kecil yang diperbolehkan dalam penerbangan. Ini akan sangat berguna jika sahabat ingin menikmati makanan sendiri di penginapan tanpa harus mencari peralatan makan tambahan.

Alternatif Jika Tidak Membawa Makanan dari Indonesia

Jika sahabat tidak ingin repot membawa makanan sendiri, masih ada banyak alternatif yang bisa dilakukan untuk mendapatkan makanan yang sesuai selama umroh.

Di Makkah dan Madinah, banyak restoran dan warung makan yang menjual makanan khas Indonesia dengan harga yang cukup terjangkau. Sahabat bisa mencari rumah makan yang dikelola oleh komunitas Indonesia yang menyediakan menu seperti nasi goreng, soto, atau ayam goreng yang rasanya mirip dengan makanan di tanah air.

Supermarket besar seperti Bin Dawood dan Panda juga menjual berbagai produk makanan yang bisa menjadi pilihan alternatif. Beberapa di antaranya bahkan menyediakan produk-produk impor dari Indonesia, seperti mi instan, kopi, dan camilan khas Nusantara.

Selain itu, beberapa hotel juga menyediakan fasilitas dapur yang bisa digunakan oleh tamu. Jika sahabat menginap di tempat yang memiliki dapur, membeli bahan makanan di supermarket dan memasak sendiri bisa menjadi pilihan yang lebih hemat dan praktis.

Membawa makanan dari Indonesia untuk umroh memang bisa menjadi solusi praktis, tetapi tetap harus memperhatikan aturan yang berlaku. Memastikan makanan yang dibawa sesuai dengan ketentuan bea cukai Arab Saudi akan membantu menghindari masalah di bandara dan membuat perjalanan ibadah menjadi lebih nyaman.

Sahabat yang ingin menjalankan umroh dengan nyaman tanpa perlu khawatir soal logistik bisa mempercayakan perjalanan ibadah bersama Mabruk Tour. Dengan pengalaman dan pelayanan terbaik, Mabruk Tour siap membantu sahabat menjalani ibadah dengan tenang dan khusyuk.

Jangan ragu untuk segera mendaftar dan bergabung dalam program umroh bersama Mabruk Tour. Kunjungi www.mabruk.co.id sekarang juga untuk mendapatkan informasi lengkap mengenai paket perjalanan ibadah yang aman, terpercaya, dan sesuai dengan kebutuhan sahabat!