Informasi Umrah

Semua informasi suputar ibadah umrah dan haji

Perilaku yang Menghilangkan Keberkahan Ibadah Haji

Ibadah haji adalah salah satu rukun Islam yang kelima, sebuah perjalanan suci yang diharapkan oleh setiap Muslim yang mampu untuk menunaikannya. Dalam pelaksanaan haji, ada berbagai amalan dan ritual yang harus diikuti dengan seksama dan penuh keimanan. Namun, ada beberapa perilaku yang dapat menghilangkan keberkahan dari ibadah haji, membuat amal ibadah yang dilakukan menjadi kurang sempurna di mata Allah SWT. Berikut adalah beberapa perilaku yang sebaiknya dihindari agar ibadah haji tetap murni dan penuh keberkahan.

1. Ketidaksabaran dan Amarah

Haji adalah perjalanan yang penuh tantangan, baik fisik maupun mental. Kerumunan jutaan orang, cuaca panas, dan aktivitas yang padat bisa menjadi ujian bagi kesabaran. Ketidaksabaran dan amarah adalah dua hal yang bisa muncul dalam situasi seperti ini. Namun, penting untuk diingat bahwa kesabaran adalah bagian dari keimanan. Rasulullah SAW bersabda, "Barangsiapa yang dapat menahan amarahnya, padahal dia mampu untuk meluapkannya, maka Allah akan memanggilnya di depan seluruh manusia pada hari kiamat dan mempersilahkan dia memilih bidadari manapun yang dia sukai" (HR. Ahmad).

2. Ghibah dan Fitnah

Berbicara buruk tentang orang lain atau menyebarkan fitnah adalah dosa besar dalam Islam, dan lebih parah lagi jika dilakukan saat menunaikan ibadah haji. Allah SWT berfirman dalam Al-Quran, "Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan purbasangka (kecurigaan), karena sebagian dari purbasangka itu dosa. Dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seseorang di antara kalian yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kalian merasa jijik kepadanya" (QS. Al-Hujurat: 12). Menjaga lisan dari perkataan buruk sangat penting untuk menjaga kesucian ibadah haji.

3. Riya’ dan Ujub

Riya’ adalah beribadah untuk dilihat orang lain, bukan karena Allah SWT. Sementara ujub adalah merasa bangga atau sombong dengan ibadah yang dilakukan. Kedua sifat ini sangat bertentangan dengan esensi ibadah haji yang mengajarkan ketundukan dan keikhlasan kepada Allah. Rasulullah SAW bersabda, "Sesungguhnya yang paling aku takutkan menimpa kalian adalah syirik kecil." Para sahabat bertanya, "Apakah syirik kecil itu, wahai Rasulullah?" Beliau menjawab, "Riya’" (HR. Ahmad). Oleh karena itu, mari menjaga hati agar tetap ikhlas dalam beribadah hanya karena Allah SWT.

4. Mengabaikan Hak Sesama Jamaah

Ketika berhaji, penting untuk saling menjaga dan menghormati hak sesama jamaah. Mengambil jatah orang lain, mendorong atau menyakiti sesama jamaah dalam antrian, atau tidak peduli dengan kenyamanan orang lain adalah perilaku yang dapat menghilangkan keberkahan. Nabi Muhammad SAW bersabda, "Seorang Muslim adalah saudara bagi Muslim lainnya. Ia tidak boleh menzaliminya dan tidak boleh membiarkannya dizalimi. Barang siapa memenuhi kebutuhan saudaranya, maka Allah akan memenuhi kebutuhannya" (HR. Bukhari dan Muslim).

5. Lalai dalam Ibadah

Ibadah haji memerlukan perhatian dan ketelitian dalam menjalankan setiap rukun dan wajib haji. Melalaikan shalat, tidak membaca doa yang dianjurkan, atau tidak melaksanakan manasik dengan benar bisa mengurangi nilai ibadah haji. Allah SWT berfirman, "Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa" (QS. Ali Imran: 133). Menjaga kualitas ibadah dengan memperhatikan tata cara dan tuntunan yang benar sangat penting untuk mendapatkan ridha Allah.

6. Kurangnya Kebersihan dan Kepedulian Lingkungan

Kebersihan adalah bagian dari iman. Menjaga kebersihan diri dan lingkungan selama haji adalah wujud keimanan kepada Allah SWT. Membuang sampah sembarangan, tidak menjaga kebersihan tempat tinggal sementara, dan tidak peduli dengan kebersihan umum adalah perilaku yang sebaiknya dihindari. Rasulullah SAW bersabda, "Kebersihan itu sebagian dari iman" (HR. Muslim). Dengan menjaga kebersihan, kita juga menjaga keberkahan dari ibadah haji.

7. Tidak Mentaati Aturan dan Petunjuk

Setiap tahun, pemerintah Arab Saudi dan penyelenggara haji menetapkan aturan dan petunjuk demi kelancaran dan keamanan jamaah. Mengabaikan aturan ini, seperti melanggar batas waktu atau tempat yang telah ditentukan, tidak hanya berisiko membahayakan diri sendiri tetapi juga orang lain. Nabi Muhammad SAW bersabda, "Seorang Muslim itu wajib mendengar dan taat dalam perkara yang ia sukai atau yang ia benci, selama tidak diperintahkan untuk bermaksiat. Jika diperintahkan untuk bermaksiat maka tidak ada kewajiban mendengar dan taat" (HR. Bukhari dan Muslim). Mentaati aturan adalah bagian dari etika dan tanggung jawab sebagai jamaah haji.

8. Terlalu Sibuk dengan Duniawi

Selama haji, fokus utama adalah beribadah dan mendekatkan diri kepada Allah. Namun, ada yang masih sibuk dengan urusan duniawi, seperti perdagangan, atau terlalu sibuk dengan gadget dan media sosial. Padahal, kesempatan berhaji adalah waktu yang sangat berharga untuk berintrospeksi dan meningkatkan keimanan. Allah SWT berfirman, "Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bagianmu di dunia" (QS. Al-Qasas: 77). Menjaga keseimbangan dan memprioritaskan ibadah adalah kunci meraih keberkahan haji.

9. Kurangnya Rasa Syukur

Setiap langkah dalam perjalanan haji adalah nikmat dari Allah. Tidak sedikit orang yang lupa bersyukur atas nikmat ini, baik dalam bentuk keluhan maupun merasa tidak puas dengan fasilitas yang ada. Padahal, rasa syukur adalah kunci keberkahan. Allah SWT berfirman, "Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu mema’lumkan; Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih" (QS. Ibrahim: 7). Oleh karena itu, senantiasa bersyukur dalam setiap keadaan adalah cara terbaik untuk menjaga keberkahan ibadah haji.

10. Kurang Memperhatikan Hubungan dengan Allah

Pada akhirnya, ibadah haji adalah tentang memperkuat hubungan dengan Allah. Jika hati tidak tulus dan ibadah dilakukan hanya sebatas ritual tanpa makna, maka keberkahan bisa hilang. Penting untuk selalu berdoa, berdzikir, dan mendekatkan diri kepada Allah dalam setiap langkah. Allah SWT berfirman, "Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku" (QS. Al-Baqarah: 186). Menjaga hati agar selalu terhubung dengan Allah adalah kunci utama meraih keberkahan dalam ibadah haji.

Memperoleh Keberkahan dalam Ibadah Haji

Agar ibadah haji yang dijalani penuh dengan keberkahan, penting untuk menjauhi perilaku yang telah disebutkan di atas. Menghiasi diri dengan kesabaran, ketulusan, dan keikhlasan akan membuat setiap langkah dalam perjalanan haji menjadi bernilai di mata Allah SWT.

Untuk Sahabat yang ingin meraih keberkahan dalam setiap langkah perjalanan suci, Mabruk Tour siap membantu. Kami menyediakan layanan umrah dengan fasilitas terbaik dan bimbingan ibadah yang lengkap agar Sahabat dapat menjalankan ibadah dengan khusyuk dan penuh keimanan. Mari bergabung dengan Mabruk Tour dan rasakan kenyamanan serta keberkahan dalam setiap perjalanan ibadah. Hubungi kami segera untuk informasi lebih lanjut dan pendaftaran program umrah yang akan datang.